???
Semuanya
berawal dari jejaring sosial network “ Facebook”. Pertemuan dua insan. Yah tak
jauh berbeda disaat saya add/meminta dan confirmasi/menerima peretemanan dari
semua orang/teman yang saya miliki saat ini.
Keberagaman
menjadi pelengkap semuanya. Tak pandang bulu. Baik itu hitam/putih,
cantik/tidak, tampan/tidak, seiman/tidak, satu suku/tidak, kewarganegaraan lain
and many more. Menghargai perbedaan itu yang utama. Tanpa perbedaan semuanya
tak akan seindah ini. Semuanya melebur menjadi satu. Yah, memang sepatutnya
begitu J
September,
2012. Awal mula saya mengenalnya. Yah, melalui jejaring sosial tadi. Facebook.
Seperti biasa, buka laptop. Browser facebook. Masukkan email and password. Yes
opened. Tampak pemberitahuan, inbox dan permintaan pertemanan. Tak perlu harus
membuang waktu banyak, buka satu persatu, jika itu inbox ofcourse to replay.
Jika itu permintaan pertemanan pastinya confirmasi. Kali ini ada permintaan
pertemanan from Arie F Waropen. Hal pertama yang saya lakukan adalah melihat
teman yang sama. Hal yang selalu saya lakukan. Jika memang ada pastinya
langsung di konfirmasi. Yupz.. time to offline.
Still
on September. Open my account. He text me (Arie F Waropen). “ trimakasih d’nita
sudah dikonfirmasi, salam kenal” kurang lebih sperti itu. Iya sama – sama
jawabku.
Chating,
berbalas komentar, yah.. itu yang terjadi. Melihat sosoknya di picture
sepertinya tidak salah kalau suatu saat saya menyukainya. Geregetan, sekilas
melihat parasnya. Dialah son of Papuan. I don’t know why ? I’m grazy? I think
not.
Waktu
terus berjalan. Masih tetap sama, chatting. Yah, bertukar nomor handphone. Tak
sembarang orang yang saya berikan nomor handphone ketika chating, kecuali
memang saya mengenalnya di facebook maupun diluar facebook. Tapi kali ini
berbeda. Saya tak mengenalnya sedikitpun. Melihatnya secara nyata – nyata pun
belum pernah. Tapi saya memberikannya dengan yakin.
Manis,
lucu, perawakannya yang dewasa, tutur katanya, sopan, santun, yang membuat saya
sedikit terenyuh setiap kali mengingatnya.
Waktu
terus berjalan, pertemanan terus berlanjut.
Banyak
cerita yang tercipta. Banyak senyum yang terukir berkat dirinya. Kejenuhan
sesaat memudar setiap kali mengingatnya. Seperti mengulang kisah kasih di masa
lalu. Entah karena perasaan itu ada atau tidak. But I feel good. Caranya
mendekatiku berbeda dengan pria – pria yang saya kenal pada umumnya. Perkenalan
pertama yang pria lain pertanyakan adalah: “ sudah punya pacar? Kalau belum
bisa dong? Atau tidak, mau tidak jadi pacarku dan masih banyak lagi”.
Permintaan – permintaan gamblang yang terkadang menjengkelkan. Tapi tak begitu
dengan DIA. He is different. Tak salah kalau saya memujinya.
Semua
berjalan perlahan. Step by step.
Lambat
laun kata cinta mulai keluar, rayuan – rayuan, entah itu datang dari hati yang paling
dalam atau tidak tapi saya menikmatinya. Tak salah memang jika seseorang
menyebutnya kelapa. “ kenalan langsung pacar”. Tapi itu salah. Karena pada saat
itu saya tidak langsung berpacaran dengannya. Saya masih setia dengan status
lajangku. Bukan waktu yang singkat untuk melajang tapi, saya menikmati itu. I’m
happy,really !
***
Serendipity
* Ketidaksengajaan yang menguntungkan. Yah mungkin begitulah ceritanya. Tak
sengaja saya menerima pertemanannya. Dan sekarang dia membuat saya seperti ini.
Faktor
kekosongan hati yang terlalu lama menjadi faktor pendukung yang waahh.
Lama
atau tidak, tapi jujur saya merasakannya. Terlalu cepat mungkin tapi itulah
yang terjadi.
Terlalu
banyak kata cinta yang dia berikan, janji dan sebagainya. Terlalu munafik kalau
saya tidak mengakuinya, mengakui bahwa saya luluh dengan semua itu. Mengiyakan
kata – kata itu. Membuat komitmen bersama. Walau kenyataan saya tidak
mengenalnya. Seperti berhubungan dengan angin berlalu. Inilah dunia ku
dengannya. Dunia maya. Jarak membentang terlalu jauh. Jayapura ~ Malang.
But
I think this is not a big problem.
Orang
mungkin menilai terlalu gampang. Menilai saya perempuan tanpa pikir panjang,
tanpa penalaran yang cukup. Tapi biarlah orang berkata apa.
Dd
J bantu kakak untuk jadikan dd yang terakhir dalam
pelayaran cinta kan bisa .. J. Asal dd mau, kakak sudah tekad
bulat untuk tak mencari siapa – siapa lagi. Dan itu yang slalu dibawakan dalam
doa. Sayang dd dan memiliki cara yag berbeda dalam menata semua, mulai sekarang
hingga nanti. Tuhan tau niat besar itu. Kakak hanya pinta dan lakukan apa yang
bisa saat ini. # sayang dd :* # he text me. Yah, sebagian kecil dari pesan –
pesannya selama ini. Siapa yang tidak tergerak coba. ???
Hati
siapa yang tidak luluh. Entah pesan ini dia sudah berikan untuk beberapa kaum
hawa lainnya. Entahlah hanya dia dan Tuhan yang tau kebenarannya.
Tergoda
aku tuk berpikir dia yang tercinta. Yah. Saya berpikir demikian.
***
Hari
– hari berlalu. Komunikasi berjalan dengan lancar. Tak ada problem, walaupun
ada itu hanya hasil dari ego yang tinggi. Ketidakterbukaan satu sama lain. Tapi
toh, adem anyem saja.
Entah
di titik mana dulu saya mulai mengiayakan kata cinta itu. Mengikat komitmen itu
bersama. Berjanji untuk saling menyanyangi, menunggu pribadi masing – masing
menyelesaikan masa depan yang sedang membentang di depan mata. Meniti karier
bersama. Di jalur pendidikan yang sama. Dia, beberapa level diatas.
Tak ada tanggal yang pasti seperti sebagian pasangan muda mudi lainnya.
Iya, saya tak mempermasalahkan hal itu. Mari, dijalani saja J.
Kata
– kata cinta, pujian, panggilan sayang, completely. Melebur menjadi satu.
Tersanjung dengan semuanya. Seakan tak pernah ingin melupakan dan melepaskannya
walau sebenarnya tak pernah ada kata suka, setuju dari kedua orangtua, sahabat
dan teman – teman. Terlalu sakit mungkin jika hal itu akan terjadi. Entah apa
yang harus saya lakukan sekiranya hal – hal tersebut terjadi.
***
Bumbu
– bumbu cinta mulai terasa.
Kehangatan
yang telah diukir bersama sedikit tergores dengan kehadiran pihak – pihak
dimasa lalu. Siapa lagi kalau bukan Mantan.
Yupzz.
Mantan kekasih.
Kehadirannya
seakan membuntutiku. Mengusik ketenangan hati. Memancing emosi. Dan masih
banyak lagi. Berawal dari Facebook, Twitter. Dia ada, membuat seakan tak ada
lagi ruang gerak.
Emosi
menyulut hati. Yah, tak bisa dipungkiri lagi.
Terlalu
jauh dia masuk mewarnai lika liku asmara ini. Dengan kesabaran sebagai benteng
pertahanan, semuanya itu bisa dilalui dengan baik. Sempat terjadi percakapan
yang tidak baik, tapi semua itu saya lakukan karena cinta. Putus asa. Ingin
menyerah, ingin mengakhiri semuanya. Itulah yang pernah terjadi. Tapi berkat Kekuatan
cinta yang saya miliki, membuatku bertindak konyol dan arrogant seperti itu.
Bumbu – bumbu asmara. Salah satu ujian untuk hubungan anak muda, bahkan orang
dewasa, orang tua sekalipun.
Terlalu
indah untuk membayangkan semuanya itu. terlalu dibuai jauh oleh mimpi, khayalan
akan kesempurnaan cinta seperti di dongeng – dongeng. Memaksakan semuanya ini
menjadi bahagia. Bagaimanapun tak ada dongeng yang bisa happy ending, katanya
orang sihh. Apalagi realita. Oh come on girl. Think again !!
September
– Maret.
Maret.
Akhir dari semuanya. Perjalanan cinta yang cukup singkat. Cukup untuk membuat
saya merasakan sakit hati berkepanjangan. Bahkan hingga detik ini pun.
Alasan
yang tak pernah bisa kuterima, alasan yang tak seharusnya kudengar.
Jenuh.
LDR.
Dulu
dia yang meyakinkan saya, dia kekuatan hubungan walau hanya beralaskan LDR.